Adalah aqidah dan keimanan yang mampu mendobrak dinding-dinding
pemisah, meruntuhkan julangan ego golongan yang menggunung, menjembatani jurang
pemisah ketidaksepahaman antara golongan satu dan lainnya dalam memahami Islam.
Paska terjadinya pelecehan surat
Al-Maidah ayat 51 oleh Basuki Tjahja Purnama di Kepualauan Seribu beberapa
waktu silam dan lambatnya penanganan hal tersebut, umat Islam bersatu padu
untuk mengawal proses hukum tersangka.
Penghinaan terhadap
Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam bukan hanya menyakiti hati Umat
Islam di Indonesia semata, tapi Umat Islam seluruh dunia. Aksi damai mendesak semua pihak terkait untuk segera
memenjarakan tersangka dengan segera tanpa proses yang bertele-tele dan jauh
dari kata adil telah sampai pada jilid ketiga yang jatuh pada hari ini, jum’at
2 Desember 2016. Umat Islam dari berbagai golongan dan daerah tumpah ruah di
kawasan Monumen Nasional (Monas) dan sekitarnya menggelar Aksi Bela Islam Jilid
III Super Damai. Menurut informasi yang berkembang di sosial media, massa
mencapai lebih dari tujuh juta peserta.
Aksi ini mendapat
dukungan dari banyak pihak, bahkan dari Mahasiswa/i Indonesia yang saat ini
sedang berada di mancanegara. Dimulai dari Aksi Bela Islam jilid II, surat release
press untuk mendukung aksi itu telah dikeluarkan oleh Persatuan Pelajar
Indonesia di beberapa negara yang berbeda seperti Sudan, Mesir, Yaman,
Pakistan, Madinah dan lainnya. Tak cukup dengan menggunakan surat, cara lain
dengan berfoto bersama sambil menuliskan kata-kata dukungan atas Aksi Bela
Islam Jilid III, menggelar do’a bersama, sampai membuat video dukungan pun
dilakukan.
Ishaq Darmawan dan
Izzuddin Al-Qossam mahasiswa di
International University of Africa di Sudan menggalang dukungan atas Aksi Bela
Islam jilid III, memanfaatkan momen pertunjukan Nasyid Al-Wa’d lil Fannil
Islami dari Lebanon yang terkenal dengan nasyid-nasyid dukungan atas
kemerdekaan Palestina. Dukungan dilakukan dengan berfoto bersama dengan
menuliskan kata-kata dukungan atas Aksi Bela Islam jilid III di Jakarta. Foto
bersama diikuti oleh beberapa Mahasiswa Indonesia, Ikatan Pemuda Palestina
Sudan, bahkan personil dari grup nasyid Al-Wa’d lil Fannil Islami ikut
berfoto untuk mendukung Umat Islam di Indonesia. Dukungan lain dengan cara
berbeda dilakukan oleh PPMI Pakistan. Untuk mendukung Umat Islam di Indonesia,
mereka menggelar do’a bersama yang ditutup dengan sesi foto bersama dengan
menunjukkan kata-kata dukungan. Beberapa Mahasiswa Indonesia di Mesir pun
memberikan dukungan dengan membuat video dukungan kemudian diunggah ke
Facebook.
Dukungan-dukungan
yang dilakukan secara kolektif di atas hanya segelintir dibandingkan semua
dukungan yang mengalir dari Mahasiswa/i muslim mancanegara. Status-status
pribadi mendukung Aksi Bela Islam III memenuhi beranda Facebook penulis, hal
ini pun pasti dirasakan oleh para pembaca artikel ini. Mulai dari yang
berbentuk kata-kata pendek memekikan takbir, berbentuk puisi haru atas ketidakmampuan
untuk mengikuti Aksi Bela Islam jilid III secara langsung, hingga artikel
panjang berupa opini maupun ulasan fakta lapangan berlangsungnya Aksi Bela
Islam. Berbagai macam cara berbeda dilakukan untuk menyuarakan dukungan tersebut,
dan dukungan yang paling dashyat adalah do’a-do’a di tiap waktu mustajab, agar
Aksi Bela Islam III berjalan lancar dan mampu menuai hasil yang diharapkan,
yaitu mendapatkan keadilan atas apa yang dilakukan oleh tersangka penista
agama. Karena keadilan harusnya bersifat universal, tidak memandang suku, ras,
agama, dan teritorial wilayah. /Rif’at
0 Comments
Posting Komentar