Pencabutan subsidi BBM dan listrik, serta kebijakan pemerintah
Sudan untuk menyesuaikan harga tukar Dollar terhadap Pound Sudan, menurunkan
stabilitas ekonomi Sudan berupa kenaikan harga barang-barang kebutuhan yang
menurunkan daya beli masyarakat Sudan. Hal ini tentu berdampak besar pada
keamanan Sudan. Kehidupan yang semangkit sulit, memicu naiknya angka
kriminalitas.
Menanggapi hal itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Khartoum segera melakukan imbauan kepada seluruh Warga Negara Indonesia di
Sudan untuk meningkatkan kewaspadaan. Imbauan dilakukan secara masif lewat grup-grup
WhatsApp masyarakat Indonesia, dan untuk menekankan imbauan itu, dilakukan pula
sosialisasi imbauan di tengah-tengah acara Pentas Seni dan Budaya memperingati
Hari Pahlawan yang jatuh pada hari kamis, 10 November 2016 di Wisma Duta Besar
Indonesia untuk Sudan dan Eriteria oleh Pelaksana Fungsi Politik dan Konsuler
KBRI Khartoum, Bapak Asrarudin Salam.
Malang tak dapat ditolak, satu jam selepas imbauan itu disampaikan
secara langsung di hadapan WNI, terjadi penodongan terhadap salah satu
Mahasiswa Indonesia. Pelaku yang berjumlah dua orang disinyalir merupakan warga
Sudan Selatan, dilihat dari legamnya kulit para pelaku, khas warga Sudan
Selatan. Sempat terjadi sedikit baku hantam, namun korban berhasil
menyelamatkan diri dan segera meminta pertolongan kepada keamanan di sekitar
tempat kejadian. Kerugian secara materi berupa seperangkat telepon genggam
Xiaomi Redmi 2 dan uang sebesar 6 pon.
Mendengar insiden tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk
Sudan dan Eriterea Drs. Burhanuddin Badruzzaman segera membesuk langsung
korban, ditemani Sekretaris Pribadi beliau Ibu Lulu Nailufar, serta Staff
Konsuler KBRI Khartoum Bapak Yusri Addin Yusuf, turut hadir pula Ketua PPI
Sudan Saleh Al Jufri bersama Wakil Ketua Kiagus Ahmad Firdaus serta Ketua
Ikatan Mahasiswa Indonesia (IMI) Abdurrahman Sibghatullah. Pada kesempatan itu,
selain membesarkan hati korban dan memberikan bantuan untuk berobat, beliau
juga menekankan bahwa Sudan masihlah Negara yang aman, namun walaupun demikian
hal itu tidak lantas menurunkan kewaspadaan kita, terutama pada akhir-akhir
ini, paska dicabutnya subsidi BBM dan listrik. “Kita sudah maklum, sekalipun
selama ini kita menganggap Sudan itu relatif aman dari gangguan kriminalitas,
namun aman bukan berarti tidak ada sama sekali, hanya tingkat intensitasnya
tidak setinggi negara lain, bahkan mungkin dibandingkan kota Jakarta, Khartoum
lebih aman. Maka tak heran jika ada yang berstatemen bahwa Sudan itu aman dan
tidak usah khawatir. Namun demikian, hendaknya terminologi itu tidak menurunkan
kewaspadaaan kita. Sebab kenaikan harga-harga yang cukup tinggi akhir-akhir ini
dapat menimbulkan gejolak keamanan”, ujar beliau menerangkan.
Kejadian seperti ini hendaknya bisa menjadi pelajaran berharga bagi
kita, untuk terus menjaga kewaspadaan. Dan segera menghubungi KBRI ketika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “KBRI Khartoum hadir untuk melindungi
Warga Negaranya yang berada di Sudan, maka ketika terjadi apapun segera hubungi
kami.” Ujar Bapak Yusril Addin Yusuf dengan suara tegas untuk menekankan
apa yang ia katakan./ Rif’at
0 Comments
Posting Komentar