Oleh: Rif’at Mubarok
Hari
ini 2 Oktober 2016 merupakan hari yang mempunya arti yang teramat penting bagi
Umat Islam. Hari di mana sebuah peristiwa penting terjadi pada 1438 tahun silam,
hijrahnya Nabi Muhammmad saw ke Yastrib yang akhirnya menjadi permulaan tahun
baru Hijriah. Meskipun peristiwa ini telah lama terjadi namun nilai yang
terkandung di dalamnya tak akan pernah usang tertutupi tebalnya debu-debu waktu
yang mampu menjadikan segala peristiwa menjadi
sebatas sejarah yang terabaikan
lagi tak bernilai. Peristiwa ini merupakan titik tolak Umat Islam dari
keterpurukan, penindasan, penjajahan kepada kejayaan dan kemerdekaan dalam
bertauhid kepada Allah.
Hijrah
Nabi Muhammad saw dan permulaan tahun Hijriah tidak terjadi begitu saja. Ada kisah
yang terlalu berharga untuk diendapkan begitu saja dalam buku-buku tebal
perjalan Nabi Muhammad dalam menyiarkan Agama Islam di jazirah Arab. Siksaan
kaum kafir Quraisy yang semakin menjadi pada kaum muslimlah yang melatar
belakangi kejadian ini. Pada tahun 622 M (tahun 13 kenabian) Allah
memerintahkan Nabi Muhammad untuk berhijrah ke Madinah. Kabar ini tersiar di
kalangan kaum kafir Quraisy, dan mereka segera menyusun siasat untuk membunuh
Nabi sebelum hijrah ke Madinah. Mereka mengutus beberapa pemuda untuk mengepung
rumah Nabi untuk kemudian membunuhnya. Berkat pertolongan Allah Nabi Muhammad
bisa meloloskan diri dan yang mereka temui di dalam rumah beliau hanyalah Ali
bin Abi Thalib yang menggantikan beliau tidur di peraduannya. Hal ini tentu
saja membuat berang kaum kafir Quraisy, lalu mereka pun mengadakan sayembara
untuk melakukan pengejaran dan
pembunuhan terhadapnya. Nabi Muhammad bersama Abu Bakar ra bersembunyi selama
tiga hari di Gua Tsur tanpa diketahui oleh kaum kafir Quraisy, namun pada hari
ketiga ketika mereka memulai perjalanan ke Madinah ( 16 September 622 M)
seorang kafir Quraisy bernama Suraqah bin Malik menemukan beliau dan segera mengejar beliau dengan sebuah
tombak terhunus di tangannya. Namun atas
pertolongan Allah swt kuda yang ditungganginya terperosok dan terjungkal setiap
kali ia mencoba untuk bangkit dan mengejar Rasulullah. Akhirnya ia meyakini
kenabian Muhammad saw dan memutuskan untuk menghentikan pengejaran. Setelah melakukan
perjalanan selama 6 hari akhirnya sampailah Nabi Muhammad pada tanggal 22
September 622 M dan disambut oleh warga Madinah dengan suka-cita. Dan dari
sinilah Islam mulai meluas dan berkembang ke seluruh jazirah Arab.
Pengertian
Hijrah dalam Islam adalah berpindah dari tanah yang menyulitkan diri untuk
bebas beribadah kepada Allah ke tanah yang lebih baik lagi leluasa dalam
beribadah kepada Allah. Jika kita kaitkan pengertian ini dan kisah hijrah
Rasulullah kita akan petik banyak hikmah. Konsep hijrah ini bisa kita gunakan
pula untuk menghijrahkan diri kita dari keburukan menuju kebaikan, hal ini
tersirat dalam sebuah hadits Rasulullah saw:
لاَ تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتىَّ تَنْقَطِعُ
التَّوْبَةُ، وَلاَ تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتىَّ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ
مَغْرِبِهَا
“Hijrah
tidak akan terhenti hingga terputusnya pintu taubat dan pintu taubat tidak
pernah terputus hingga matahari terbit dari arah barat.” (HR. Abu Dawud, dari
Muawiyah, dishahihkan Al Albani).
Dalam hijrah
yang dilakukan Rasulullah terdapat banyak sekali halangan dan rintangan, namun
semua itu bisa dilewati beliau dengan melakukan usaha yang optimal dibarengi
keimananan dan keyakinan yang kuat atas
pertolongan Allah, hingga akhirnya Rasulullah dan Umat Islam kala itu
mendapatkan kemenangan yang telah dijanjikan Allah. Hal ini tentu juga banyak
kita alami ketika kita ingin menghijrahkan diri kita ke arah yang lebih baik
lagi diridhoi oleh Allah dari jalan yang dibenci Allah. Akan banyak rintangan
dan cobaan yang kita hadapi dengan jatuh-bangun dan berdarah-darah, akan banyak suraqah-suraqah lain dalam berbagai bentuk yang terus menghalangi ketika kita menempun jalan hijrah itu. Maka untuk menaklukkan segala rintangan dan suraqah-suraqah yang menghalangi, yang perlu kita lakukan adalah dengan mensucikan niat,
berusaha optimal dibarengi keimanan dan keyakinan akan pertolongan Allah, maka
niscaya kita akan mendapatkan kemenangan sebagaimana dahulu Rasulullah dan Para
Muhajirun telah membuktikannya. Maka pada momentum tahun baru Islam ini,
marilah kita menjadi bagian dari golongan orang-orang yang berhijrah, menjadi
Para Muhajirun yang memenangkan pertolongan Allah.
0 Comments
Posting Komentar