![]() |
Bapak Duta Besar bersama Ibu memotong pita pembukaan acara Musabaqoh Tsaqofiyyah |
Pembukaan
Acara Musabaqoh Tsaqofiyah yang diselenggarakan oleh DEPDIK PPPI
Sudan pada jum’at 22 April 2016 berjalan dengan baik dan lancar
meskipun mengalami keterlambatan setengah jam dari waktu yang
ditentukan oleh panitia. Acara yang semestinya dimulai jam 09.30 ini
baru bisa dimulai jam 10.00 waktu setempat. Namun keterlambatan
tersebut tidak mengurangi lancarnya keberlangsungan acara. Antusiasme
para peserta lomba dan tamu undangan sangatlah tinggi. Menurut
penanggung jawab acara yaitu Ainur Rohmah, Qo’ah Nasyath
yang berkapasitas cukup besar tidak mampu menampung luapan undangan
dan peserta yang hadir, sehingga puluhan orang terpaksa mengikuti
jalannya acara dari luar ruangan. Senada dengan apa yang diungkapkan
oleh penanggung jawab acara, hal ini juga diamini oleh wakil
ketua PPI Sudan yaitu Muhammad Sidiq yang turut menghadiri acara
tersebut. Acara dipimpin dengan baik oleh Saudari Muslimatul
Khumaidah selaku pembawa acara Pembukaan Musabaqoh Tsaqofiyah Perdana
di Sudan. Acara ini juga merupakan awal debutnya menjadi pembawa
acara di Sudan. Meskipun ia pernah beberapa kali menjadi pembawa
acara sewaktu di Indonesia, ketika mengecap bangku sekolah di MA
Yayasan Taman Pengetahuan Nganjuk, namun tetap saja ini merupakan
pengalaman baru dan mengesankan baginya, menjadi pembawa acara
dihadapan hadirin yang berbeda Negara. Acara dibuka dengan pembacaan
kalam illahi oleh Shofiaturrahman mahasiswi Ma’had Lughoh Jami’ah
Ifriqiya mustawa tsalis. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa
sambutan. Sambutan yang pertama sambutan dari Ketua Panitia Musabaqoh
Tsaqofiyah, yaitu Farah Laa Ghibah Mindas, ia menyatakan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan secara
materi dan immateri. Apresiasi yang begitu tinngi juga ia sampaikan
kepada seluruh negara partisipan yang telah mengutus kontingen untuk
berlomba dalam gelanggang panggung Musabaqoh Tsaqofiyah selain itu ia
juga meminta maaf atas segala kekurangan yang ada. Kemudian sambutan
selanjutnya adalah sambutan dari Ketua PPI Sudan saudara Kautsar
Afdhal. Apresiasi dan penghargaan yang sangat tinggi ia berikan
kepada seluruh panitia yang telah berusaha mengeluarkan kemampuan
maksimal, sehingga acara ini bisa terselenggara seperti yang
diharapkan. Sambutan terakhir diberikan oleh Bapak Duta Besar
Republik Indonesia untuk Sudan dan Eritrea, Bapak Drs Burhanuddin
Badruzzaman, Beliau menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada
para musyrifah dan asatidzah jami’ah afrika dakhiliyah banat
Abdullah Shofi yang telah memfasilitasi acara tersabut. Apresiasi
yang tak kalah tinggi juga beliau berikan kepada Persatuan Pelajar
Putri Indonesia (PPPI) Sudan atas terselanggaranya acara yang sangat
besar dan langka untuk pertama kalinya. “ini merupakan acara
terbesar yang pernah diadakan PPPI Sudan, dan ini merrupakan hal yang
sangat bersejarah untuk PPPI. Saya juga meminta maaf jika saya belum
bisa memberi dukungan yang maksimal untuk acara ini, tetapi insya
Allah saya akan selalu berada disamping mahasiswa/I dalam setiap
kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kreatifitas, Karena ini
juga termasuk bagian proses Diplomasi untuk memperkenalkan kebudayaan
Indonesia. Ujar beliau disela-sela pembukaan yang disampaikan.
Selepas menyampaikan sambutannya beliau membuka acara dengan
menggunting pita bersama Ibu Dubes. Putusnya pita disambut dengan
riuh tepuk tangan dari semua hadirin. Kemudian acara ditutup dengan
do’a yang dibawakan oleh Muhammad Sidiq dengan penuh kekhusyu’an,
kemudian ditutup. Dengan berakhirnya acara seremonial tersebut, maka
dimulailah ajang kompetisi dari tiap utusan negara yang hadir,
seperti Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Thailand, China,
Tanzania, Kenya, Somalia, dan Nigeria. Tempat lomba dibagi 3 zona.
Zona pertama yaitu Qo’ah Nasyath yang menjadi tempat perlombaan
untuk lomba nasyid, pidato, dan drama. Zona kedua yaitu Masjid
Dakhily yang menjadi tempat berlangsungnya lomba Musabaqoh Hifdzil
Qur’an dan Musabaqoh Qiro’atul Kutub. Zona Ketiga yaitu taman
yang menjadi tempat berlangsunya lomba musalsalah (Arabic type
writting, Arabic Scrable, Kasyful Mu’jam). Dalam tata cara
pelaksanaan lomba, seluruh perlombaan di Musabaqoh Tsaqofiyah dibagi
menjadi dua bagian, yaitu aktif dan pasif. Aktif artinya
dilaksanankan secara langsung di tempat seperti, MHQ, MQK,
musalsalah, drama, pidato, dan nasyid. Pasif artinya dilaksanakan
secara tidak langsung di tempat, seperti cerpen, reportase kesudanan
dan kreatifitas daur ulang. Ramai dan semaraknya lomba – lomba
berlangsung membuat atmosfer kompetisi sangat terasa. Tiap tiap
kelompok mengeluarkan usaha dan kemampuan terbaiknya untuk
memenangkan lomba. Dan ketika jam menunjukkan pukul 18.00 waktu
setempat, setelah melakukan kalkulasi dari poin poin yang
dikumpulkan, maka keluarlah Indonesia sebagai juara umum dengan total
perolehan poin sebanyak 2728 yang di peroleh dari 3 cabang lomba
juara pertama, 1 cabang lomba juara dua, dan 1 cabang lomba juara
ketiga. Kontingen Indonesia juga menjadi satu-satunya kontingen
dengan tingkat keikutsertaan paling tinggi. Setelah pengumuman juara
dibagikanlah hadiah untuk masing-masing juara dengan total hadian
sebanyak 300 USD. Riuh rendah tepuk tangan serta sumringah senyuman
mengiringi berjalannya pembagian hadiah. Tidak ada setitik pun
kesedihan yang tergambar di wajah-wajah peserta yang menang maupun
yang kalah. Karena kalah dan menang bukan tujuan utama dari semua
ini, namun semangat kompetisi untuk menjadi lebih baik, menyadari
kekurangan diri serta terjalinnya ukhuwah yang semakin hangat dan
eratlah yang menjadi tujuan dari acara Musabaqoh Tsaqofiah.
0 Comments
Posting Komentar