Salam witir kami menandakan selesainya sholat tarawih, setelahnya
Bapak Dubes merubah posisi tahiyatnya menjadi duduk santai sembari
memutar tubuhnya yang kami artikan sebagai ajakan untuk berbincang
santai dengan kami, obrolan beliau mulai dengan sapa ramah dan aura
kebapakannya yang teramat kami rasakan.
Sudan dimata beliau ternyata berbeda sekali dengan apa yang kita
pikirkan, mungkin tiap dari kita ketika pertama kali menginjakkan
kaki di Sudan melontarkan banyak keluhan akan cuaca yang panas,
fasilitas terbatas, hingga hidup terasa sulit dan tak bebas. “Dari
semua negara arab hanya di Sudan saja saya mendapat penghormatan
setinggi ini” ,ujar beliau. “ Sudan sangat membenci LSM-LSM yang
datang ke Sudan, sering kali diperlakukan agak kurang sopan, tetapi
ketika kita berkata bahwa kita adalah orang Indonesia, maka perlakuan
itu sekejap berubah menjadi ramah” ,beliau memberikan contoh dengan
penuh semangat. Saudi Arabia saja yang mulanya sangat menaruh hormat
dan menghargai bangsa Indonesia, dimulai sekitar tahun 1995 mulai
berubah disebabkan banyaknya khuddaamaat yang
bekerja disana yang akhirnya mempengaruhi hubungan emosional antara
Saudi dan Indonesia. Hal lain yang beliau paparkan tentang Sudan
adalah tentang kedekatan antara pemimpin dan rakyat. “suatu ketika
saya pernah menunaikan sholat Jum'at di masjid kafuuri, saya tidak
sadar bahwa yang sholat di samping saya adalah Presiden Omar Basyir”
,beliau menambahkan. Kedekatan para pemimpin dengan rakyat Sudan
memang pantas diacungi jempol, kejadian yang beliau alami sangat
sering sekali terjadi, menurut penuturan beberapa ikhwan, mereka juga
pernah mengalami hal tersebut. Bahkan, tidak jarang Presiden Omar
Bashir menjadi wakil nikah di masjid jika ada yang menikah kemudian
meminta beliau untuk menjadi wakil nikah, karena di negara ini akad
nikah tidak mengharuskan kehadiran pengantin laki-laki dan wali
pengantin wanita, tetapi keduanya diwakilkan oleh tokoh tertentu. Ini
tentu berbeda dengan apa yang kita temui di negara kita, sedikit saja
seseorang mempunyai jabatan terkikislah kerendahan hati yang ia
miliki, dan berjalan dengan penuh jumawa, merendahkan orang lain,
demi menegaskan bahwa ia lebih tinggi derajatnya, meskipun tidak
semua seperti ini, Bapak Dubes contohnya, beliau teramat ramah dan
rendah hati. Bapak Dubes juga mengatakan bahwa kita belum bisa
mengimbangi kebaikan Negara ini yang telah memberikan beasiswa
pendidikan kepada ratusan mahasiswa Indonesia, sementara pada tahun
ini, hanya 46 mahasiswa Sudan saja yang diberikan beasiswa untuk
berkuliah di Indonesia. Masihkah kah kita mengeluhkan keadaan Sudan?
(Rif'at Mubarok)
0 Comments
Posting Komentar