
lain lain pun begitu gampang
kita temui di pinggiran jalan, di warung-warung, di pasar-pasar
bahkan sering kali kita temui warung-warung baru, pasar-pasar baru
dan pedagang-pedagang baru yang ada hanya ketika bulan ini, ngalap
“berkah ramadhan” katanya. Menara menara masjid yang hanya
berfungsi untuk mengumandangkan adzan pada sholat lima waktu,
tiba-tiba menjadi lebih ramai dengan tadarus tadarus yang bersahutan,
terkadang pula ada kultum singkat dari para asatidz, dan yang khas
sekali adalah bagaimana para panitia masjid masjid berteriak
membangunkan sahur dengan speaker speaker menggunakan berbagai cara
yang berbeda, ritme berbeda, nada yg berbeda pula, dan ada pula yang
cukup memutarkan murottal untuk membangunkan sahur, teringatkah anda
bagaimana masjid terdekat anda membangunkan sahur?? dibeberapa daerah
bahkan ada petugas piket yang terdiri dari beberapa risma yang
berkeliling dengan memukul memukul kentongan sambil berteriak
“sahur.... sahur.....” dengan satu nada yang sama. Hal-hal ini
membuat atmosfer ramadhan di Indonesia tidak akan tergantikan oleh
ramadhan di bumi belahan manapun bagi orang Indonesia. Apakah anda
mengigat bahkan merindukan semua hal itu? Tak perlu dijawab, sebab
angan-angan anda yang berharap detik ini anda berada di rumah saat
membaca tulisan sederhana ini menjawab pertanyaan tadi yang artinya
“iya saya rindu sekali, dan ingin pulang”.Berada
jauh dari keluarga dan kampung halaman menjadi tantangan tersendiri
bagi mahasiswa yang belajar di mancanegara. Terlebih lagi ketika ada
momen-momen spesial yang harusnya dilewati bersama keluarga, dan
melewatinya tanpa mereka membuat hati ketika diiris-iris kerinduan
yang teramat sangat. Begitu pula ketika kita kehilangan suasana
kental yang mewarnai momen itu, seperti ada yang hilang. Itu pula
yang kita rasakan ketika harus melewati ramadhan di negeri orang yang
teramat jauh sekali kebiasaannya dalam menyambut ramadhan.
Keluhan-keluhan halus dalam hati membisik, mengeluhkan makanan yang
tidak sesuai dengan lidah, mengeluhkan suasana sahur maupun buka yang
tak sehangat rumah, membuat kita berandai andai berharap saat ini
kita berada di rumah. Tetapi apakah kita harus terus dirundung
kesedihan karena hal ini? Sementara bulan Ramadhan adalah bulan yang
harusnya kita sambut dengan suka cita dengan segala keutamaan yang
Allah turunkan pada bulan ini.

Beberapa
event buka bersama yang mengundang seluruh kalangan mahasiswa maupun
non-mahasiswa akan oleh
beberapa organisasi mahasiswa Indonesia di Sudan seperti IKPM, PIP,
PCINU Sudan, bahkan KBRI yang
bertaraf kenegaraan pun
akan mengadakan acara
buka bersama.
Yang
telah
terlaksana adalah “Ifthar
Jama'ie”
di sekertariat PPI Sudan. Posko-posko
untuk mengobati rindu ini yang kita amat perlukan. MAKA JIKA ANDA
RINDU SUASANA RAMADHAN DI INDONESIA? DATANGILAH POSKO RINDU DI PAYUNG
SENJA!!! (Rif'at Mubarok)
0 Comments
Posting Komentar